Sabtu, 07 Januari 2017

Antara kritis dan demokratis

Saat ini masyarakat tak seperti zaman purbakala dulu,tak juga seperti zaman penjajahan. Masyarakat adalah faktor hidup yang slalu dinamis,perubahan masyarakat bs menghanyutkan perubahan faktor lain.seperti budaya,ekonomi,politik dan juga alam. Namun entah seperti apa perubahan yang terjadi pada masa ini,progress atau regress aku pun rasanya tak pantas untuk menilainya.




Beberapa orang yang memiliki pendidikan tinggi,harta yang melimpah atau mencukupi dan keadaan yang memungkinkan untuk peduki terhadap lingkungan sekitarnya dan indonesia,kebanyakan memilih tidak peduli. Ada orang yang membutuhkan proses terlebih dahulu dan harus menempuh perjalanan sulit untuk bisa berkontribusi namun didalam dadanya slalu tertulis nama indonesia.



Tapi apa daya orang yang memiliki nama indonesia di dada mereka. Apa yang harus mereka perbuat untuk menunjukkan rasa cintanya?
Kritis....yaaaa itu tentu sudah mereka miliki. Tapi pertanyaannya adalah apakah mereka memiliki hak untuk kritis?




Ada berbagai macam hukim,peraturan yang "seakan2" membatasi orang untuk kritis....
Apakah alasannya karna kritik mereka pedas?
Pernahkah terdengar jika kadang kejujuran itu menyakitkan?
Itulah ungkapan mereka yg berisi kesakitan mereka,tangis mereka,ketidak puasan mereka,solusi mereka untuk bangsa. Jika krn kata2 mereka tak pantas maka ajari mereka bagaimana kritik secara intelektual dan terhormat. Berikan jaminan jika mereka mengkritik atau kritis secara sopan maka mereka akan didengar,siapapun pasti tau jika diabaikan itu menyakitkan.

Mereka akan terpancing emosi lg ketika diabaikan. Orang yang bertugas mengurusi rakyat tak hanya satu kan?
Mereka kerja dengan fasilitas yg memadai,sangat sangat memadai. Jadi mereka harus siap konsekuensi kerja dengan keras untik mengurusi rakyat.



Demokratis....apa sih hakekatnya kata itu?
Untuk rakyat,oleh rakyat dan dari rakyat. Itu pengertiannya...
Apakah sesuai?
Jika pemilihan iya memang sudah tapi itu juga berarti rakyat boleh menilai,mengawasi dan juga mengikuti semua yg dilakikan pemerintah kan?
Disinilah diperlukannya transparasi antara pemerintah dan rakyat agar rakyat juga menaruh kepercayaan pada pemerintah. Apa artinya sebuah kepemimpinan yg demokratis namun berfikir kritis masyarakat di batasi?
Tolonglah....jangan menjadikan negeri ini bermuka dua,otoriter yg berbalut demokratis.....


Masyarakat sudah pintar...jika anda benar mereka akan mati2an membelamu...tinggal tunjukkan saja bukti yg jelas dan kuat serta kebiwaan anda.


Karna pada dasarnya mereka kritis bukan untuk membenci siapapun,menjatuhkan siapapun dan menfitnah siapapun. Tapi...hal yg membuat mereka berfikir kritis adalah rasa cintanya terhadap negara. Mereka ingin negara sejahtera,terutama rakyat kecil. Jadi siapapun yg membuat negaranya maju dan benar maka itu lah yg mereka bela,jika ada yg salah mereka akan mengingatkan lewat cara apapun yg mereka bs. Sosmed adalah cara termudah mereka untuk menyampaikan semua uneg2 sehingga byk org yg melakukannya.


Tak semua orang kritis menginginkan kekuasaan,mereka hanya berharap indonesia menjadi lebih baik. Yang membuat indonesia lebih baik akan dibela mati2an oleh mereka karena rasa cintanya terhadap negeri.

Jika orang berfikir kritis di batasi maka akan ada dampak buruk yg luar biasa,bisa membuat orang tak lagi perduli,malas berfikir dan tak punya rasa ingin tau yg besar.


Jika hal ini terus dilakukan apa yg terjadi pada indonesiaku beberapa tahun yg akan datang?

Tolonglah....jangan lakukan ini pada indonesiaku. indonesia terlalu besar untuk di kornankan dan terlalu di cintai untuk membiarkannya hancur....


#tulisandarihati
#netral
#cintauntuknegeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar